1 Harus bisa mengontrol emosi Saat terjadi pertengkaran, emosi masing-masing pasangan akan semakin meningkat dan memuncak. Jika tidak diredam maka akan terjadi pertengkaran yang menjadi-jadi. Sehingga saat hal itu terjadi pasangan harus bisa mengontrol emosi dan ego masing-masing. Jangan sampai tersulut emosi belaka.
Selainitu kekerasan juga bukan sesuatu yang bisa kamu tolerir dalam hubunganmu. Karena sekali melakukan kekerasan, seseorang akan terbiasa untuk melakukannya karena ketidakmampuannya untuk mengontrol dan mengendalikan emosinya. 4. Pertengkaran karena kecemburuan dan sikap posesif pasangan
MenghindariMinuman Keras, Berjudi Dan Pertengkaran. 1. Pengertian Berjudi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, judi (kata benda) adalah permainan dengan memakai uang sebagai taruhan, seperti main dadu dan kartu. Judi atau berjudi dalam hukum Islam diberi batasan "halal dan haram" yang berdasarkan pada suatu niat dan tujuan dari permainan
TEMPOCO, Jakarta - Pertengkaran dalam suatu hubungan adalah tanda yang sehat. Tapi jika sering terjadi, itu bisa berbahaya bagi hubungan jangka panjang. Jika dua orang telah memutuskan untuk bersama, hampir tidak mungkin menghindari pertengkaran dan itu bisa terjadi karena berbagai alasan.
sM4aE. - Selisih paham dan pertengkaran merupakan hal yang wajar dalam hubungan. Meskipun terdengar sepele, pertengkaran bisa menjadi masalah besar apabila pasangan tidak segera berdamai. Saat bertengkar, pasangan mungkin melakukan hal-hal yang menyakiti satu sama lain sehingga menyebabkan mereka saling menjauh. Seiring berjalannya waktu, pertengkaran bisa menciptakan jarak bagi pasangan. Mungkin, salah satunya sudah mencoba berbicara untuk menyelesaikan persoalan, namun malah berakhir dengan salah paham dan kembali bertengkar. Untuk menghindari keadaan tersebut, setiap tindakan memerlukan banyak pertimbangan. "Jika menanggapi tanpa mempertimbangkan pilihan dengan hati-hati, keadaan bisa menjadi lebih buruk" ungkap Marty Babits dari Institute for Contemporary Psychotherapy Kota New York dalam Psychology Today. Masa setelah pertengkaran adalah kondisi yang rentan. Sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam menghadapi emosi pasangan yang barangkali sulit ditebak. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dicoba untuk berdamai dengan pasangan setelah bertengkar. Tenangkan diri Mengutip Psych Alive, luangkan waktu setidaknya lima menit untuk menenangkan diri setelah pertengkaran. Menenangkan diri selama beberapa saat dapat membantu pikiran lebih rasional. Melanjutkan percakapan dalam keadaan marah hanya menimbulkan lebih banyak masalah. Sebagai contoh, kalimat yang sebenarnya netral atau sederhana bisa dipandang negatif apabila disampaikan dalam keadaan marah. Alhasil, pertengkaran yang harusnya usai malah justru berlanjut. Jika perasaan marah tidak kunjung surut, namun pasangan mencoba berinteraksi, katakan dengan jelas pada pasangan. Sebagai contoh, "saya masih kesal, saya tidak mencoba mengabaikan kamu. Saya hanya perlu lebih banyak waktu untuk menenangkan diri." Ini merupakan salah satu upaya untuk menghindari silent treatment. Introspeksi setiap tindakan Dalam kasus pertengkaran, setiap orang yang terlibat harus mengintrospeksi diri masing-masing. Pikirkan apakah ada tindakan yang menyebabkan pertengkaran, dan jika merasa itu adalah tindakan yang salah, maka jangan malu untuk minta maaf. Jika memang terbukti bersalah dan pasangan belum siap menerima maaf, perbaiki hal penyebab pertengkaran tanpa pasangan meminta. Seperti merapikan kembali handuk yang sudah digunakan atau telepon tukang ledeng yang anda janjikan datang sebelum pertengkaran terjadi. Minta maaf atas pertengkaran yang terjadi Banyak orang enggan meminta maaf karena merasa kalah. Namun yang harus ditekankan, minta maaf setelah pertengkaran bukan lagi soal siapa yang benar atau siapa yang salah. Terdapat fakta bahwa dua orang yang terlibat pertengkaran mungkin telah menyakiti satu sama lain dengan perkataan atau tindakannya. Maka minta maaf di sini berarti bertanggungjawab atas sisi argumen yang telah dilakukan Gunakan kata "kita" Menggunakan kata "kita" daripada "aku" atau "kamu" dalam percakapan. Penggunaan kata "kita" dalam situasi berdamai menegaskan bahwa dua orang terlibat dan dua orang pula yang harus mengakhirinya. Menggunakan kata ini mengartikan posisi yang seimbang, tidak ada yang lebih dominan dan semuanya sama-sama penting. Menurut Mount Vernon Therapy, hal ini memberikan kesan bahwa Anda juga peduli pada perasaan pasangan, bukan hanya dengan diri sendiri. Sebagai contoh, daripada mengucapkan kata "bisakah kamu berhenti berargumen?" lebih baik mengucapkan "bisakah kita berhenti berargumen?" Ubah keadaan defensif menjadi reseptif Sikap defensif yang dimaksud adalah menangkis setiap pernyataan pasangan dan melakukan serangan balik. Sikap ini tentunya menyebabkan pertengkaran semakin rumit. Daripada berfokus pada sikap defensif, reaktif, atau melakukan serangan balik, bersikaplah reseptif. Maksudnya dengan mendengarkan dan mencoba memahami orang pasangan. Kuncinya adalah menguasai diri tetap dalam keadaan tenang dan rasional. Dalam kondisi ini, Anda dapat menyesuaikan diri dengan pasangan dan mampu mengembangkan sikap yang lebih ingin tahu dan penuh kasih terhadap juga Alasan Mengapa Jual Mahal Kadang Berhasil Memikat Pasangan Tips dan Cara Menghadapi Pasangan yang Introvert Tips Jalin Relasi dengan Pasangan Borderline Personality Disorder - Sosial Budaya Kontributor Yonada NancyPenulis Yonada NancyEditor Alexander Haryanto
JawabanMenghindari pertengkaran dengan menjauhi perselisihan, caranya adalah menghormati dan membiarkan perbedaan yang ada. Menjadi pribadi yang tidak mudah mempercayai ghibah, fitnah juga adu domba sebab bisa berujung pada pertengkaran Jawabanmeminta maaf kpd teman
- Bertengkar dengan pasangan adalah perkara lumrah. Dua individu yang dieratkan dalam hubungan romantis sangat wajar menemui ketidakcocokan karena perbedaan karakter, temperamen, dan latar belakang satu sama lain. Apabila disikapi dengan bijak, pertengkaran adalah bumbu-bumbu hubungan yang membuatnya menjadi lebih manis. Sebaliknya, jika gegabah, pertengkaran adalah awal dari keretakan hubungan tersebut. Lantas, apa saja tips mengendalikan emosi saat bertengkar dengan pasangan agar tidak menimbulkan masalah berlarut-larut? Bertengkar dengan pasangan juga bukan tanda bahwa hubungan tersebut buruk atau tidak sehat. Hadirnya pertengkaran disebabkan ada komunikasi antarpasangan yang berbeda pandangan, kebiasaan, dan cara pasangan yang tak pernah berdebat malah dianggap memiliki hubungan yang kurang sehat. Tandanya, mereka tidak terbuka dengan pikiran masing-masing. Mendiamkan masalah tersebut sehingga tidak pernah bukan pertengkaran yang menjadi masalah. Respons terhadap pertengkaran itulah yang menentukan, apakah pertengkaran itu menjadi konflik atau menjadi sarana untuk mengenal satu sama penting yang perlu diperhatikan saat bertengkar adalah pengendalian emosi. Apabila salah seorang pasangan lekas marah, sementara yang satunya kurang sabar, tidak mustahil pertengkaran menjadi tidak sehat dan memicu keretakan hubungan jangka itu, penting bagi pasangan untuk mengendalikan emosinya. Tahu kapan harus bersikap. Menyesuaikan waktu marah dan menahan perasaan agar tidak meletup. Tidak berkata-kata kasar, apalagi sampai merendahkan pasangannya. Baca juga Cara Mencegah dan Mengatasi Saat Anak Sering Bertengkar Cara Mendekatkan Diri dengan Pasangan Setelah Bertengkar Cara Mengendalikan Emosi saat Bertengkar dengan Pasangan Berikut ini sejumlah tips mengendalikan emosi saat bertengkar dengan pasangan, sebagaimana disampaikan psikolog Ike Astuti Dany Rosani dari APKI. 1. Kenali situasi yang membuat emosi beberapa orang, emosi mudah terpancing ketika lelah atau sedang terlilit masalah. Namun, situasi tertentu berbeda reaksinya bagi masing-masing orang. Dengan demikian, penting bagi individu mengenal situasi yang memancing emosinya. Ketika paham, ia akan mudah mengendalikan temperamen dan tidak mudah tersulut amarah atau bertindak gegabah. 2. Ambil waktu untuk diam dan lakukan relaksasi bernapas dalam atau deep breathing. Latihan relaksasi dapat memudahkan seseorang untuk memiliki kontrol terhadap emosi dan tidak bersumbu pendek mudah marah. Berikut ini cara melakukan relaksasi tersebut Ambil posisi yang nyaman. Letakkan satu tangan diatas abdomen tepat bawah iga dan tangan lainnya berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernapas. Hembuskan napas dengan perlahan-lahan. Tarik napas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik nafas. Tahan napas selama 3 detik. Hembuskan atau keluarkan napas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4 detik. Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2 menit 1 siklus adalah 1 kali proses, mulai dari tarik napas, tahan, lalu hembuskan. Relaksasi deep breathing dapat meningkatkan konsentrasi pada diri, mempermudah untuk mengatur napas, meningkatkan oksigen dalam darah, dan memberikan rasa tenang sehingga membuat diri menjadi lebih relaks. Relaksasi deep breathing lazimnya digunakan untuk melatih stabilisasi emosi. Jika Anda merasa kesulitan mengontrol emosi, rutin lakukan latihan deep breathing, terutama saat emosi mulai terpancing. 3. Latih pikiran untuk berpikir logis dalam segala situasi. Setelah rutin melakukan latihan di atas, lazimnya seseorang cenderung mampu menjaga kestabilan emosinya. Untuk menajamkan pengendalian emosi, selalu utamakan berpikir logis. Bagaimanapun juga, sikap marah tidak banyak gunanya, malahan cenderung berefek negatif bagi orang Ketika emosi terpancing, berhitung untuk meredam emosi atau dapat dengan tarik nafas dari hidung secara perlahan-lahan dan hembuskan lewat mulut perlahan-lahan hingga merasa lebih tenang. 5. Bergerak saat posisi tubuh akan mengurangi tekanan emosi. Apabila seseorang marah dalam kondisi duduk, hendaknya ia bangun, berdiri, dan bergerak sehingga emosinya sedikit mereda. Demikian juga, ketika marah saat kondisi cuaca yang panas, mandi akan meredakan emosi tersebut dan membuat seseorang menjadi lebih tenang. 6. Ambil waktu sejenak untuk berpikir Ekspresikan dengan ada unek-unek dengan pasangan, ekspresikan perasaan tersebut dengan bijak. Hindari kata-kata kasar atau menyudutkan cara rinci dan tips berkomunikasi dengan pasangan saat bertengkar dapat dilihat di sini. 8. Bertanyalah dengan baik dan hindari sikap menuduh dan Fokus mencari solusi, bukan pada rasa marah, kesal, atau kecewa. Tidak semua orang paham komunikasi untuk menyelesaikan masalah. Beberapa hanya ingin mencurahkan perasaannya. Jika demikian, salah satu pasangan harus mendengarkan secara Jika emosi mulai terpancing kembali, segera lakukan relaksasi. Saat emosi tak kunjung mereda, akhiri dulu komunikasi dengan baik. Istirahatlah sejenak dari pasangan hingga tekanan perasaan menyurut. Ketika kedua belah pihak sudah dalam kondisi lebih tenang, komunikasi berfokus solusi dapat dilakukan kembali. - Gaya Hidup Penulis Abdul HadiEditor Yantina Debora